Jumat, 13 September 2019

PEMELIHARAN,PERAWATAN,DAN PERBAIKAN JARINGAN BERBASIS FIBER OPTIK

A .Pemeliharaan Rutin

Agar perangkat maupun jaringan kabel fiber optic dapat digunakan kapan saja, dan tahan lama maka
perlu diadakan pemeliharaan rutin. Pemeliharaan rutin ada 2 macam, yaitu :

  • Pemeliharaan perangkat SKSO / OLTE
  • Pemeliharaan jaringan kabel optik

A.1. Perawatan Rutin Perangkat SKSO / OLTE, terdiri dari :

*Pemeliharaan Harian : Check-list Perangkat OLTE.

*Pemeliharaan Mingguan

Agar peralatan pada perangkat siap pakai sewaktu-waktu, maka perlu dilakukan pemeliharaan setiap  minggu satu kali yang meliputi pengecekan, pengetesan, dan pembersihan fisik antara lain sebagai berikut :

1.     Alat sambung kabel serat optik (splicer).
2.     Alat ukur kabel serat optik (OTDR).
3.     Generator Set.
4.     Mobil SKSO.
5.     Alat komunikasi (Talk Set).
6.     Power Meter.
7.     Sarana penunjang lainnya.

*Pemeliharaan Bulanan :

Selain pemliharaan harian dan mingguan , dalam SKSO juga terdapat pemeliharaan bulanan , yang meliputi :

1)       Pengecekan Manhole/Handhole

Untuk menghindari gangguan pada titik sambung (joint closure) akibat masuknya air/ lumpur pada Manhole/ Handhole dan menghilangnya tanda-tanda yang terdapat pada kabel pada Manhole/ Handhole perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1.     Bersihkan/kuras Manhole/ Handhole yang terdapat pada titik sambung kabel optik secara rutin sesuai jadwal pemeliharaan.
2.     Cek kondisi stopper yang menutupi lubang-lubang polongan, bila terjadi penyimpangan segera diadakan perbaikan untuk mencapai kondisi seharusnya.
3.     Cek kondisi kabel dan penyangga kabel beserta aksesorisnya, bila ada yang kurang/ terlepas segera diperbaiki/ diganti.
4.     Mengganti tanda pada kabel jika tanda pada kabel yang sebelumnya hilang, untuk mempermudah mengetahui jenis kabel yang ada pada Manhole/ Handhole tersebut.
5.     Cek kondisi tutup Manhole/ Handhole bila ada yang rusak atau catnya kusam segera diganti/ dicat ulang.
6.     Sehabis bekerja pada Manhole/ Handhole jangan lupa menutup kembali tutup Manhole/ Handhole dengan rapat dan sempurna.
7.     Memberi tanda berupa patok pada Manhole/ Handhole yang berada pada posisi rawan, persawahan dan perbukitan.

2)       Patroli Kabel Serat Optik Tanah (Buried Cable)

Pelaksanaan patroli dengan menelusuri rute kabel sejauh 6 km/hari, agar situasi dan kondisi kabel optik dapat diketahui sedini mungkin perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1.     Cek pipa besi galvanis jembatan kabel pada penyeberangan sungai.
2.     Cek tiang beserta aksesorisnya, pondasi dan kawat duri sebagai pengaman, bila terjadi kerusakan segera dilaksanakan perbaikan.
3.     Cek rute dan tanda rute (rambu-rambu) untuk mengetahui kondisi lingkungan disekitar rute kabel, apabila terdapat hal-hal yang membahayakan kabel serat optik, misalnya longsor, rumput tinggi dan pepohonan, kegiatan penduduk karena adanya pemukiman baru, serta proyek PU/ PERUMKA maka segera diambil langkah-langkah pengamanan maupun perbaikan.
4.     Cek lokasi Manhole/ Handhole tempat sambungan, untuk mengetahui kondisi lingkungan sekitar, bila terjadi hal-hal yang membahayakan segera dilaksanakan langkah pengamanan.
5.     Mengganti tanda rute kabel yang berupa patok apabila patok yang lama hilang/rusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

3)       Patroli Kabel Serat Optik Udara (Aireal Cable)

1.     Cek pepohonan dan rerumputan sekitar rute yang dilewati kabel serat optik, bila membahayakan perlu dilakukan perambahan dan pemotongan.
2.     Cek kondisi joint closure yang berada di tiang atau di Handhole, bila membahayakan perlu dilakukan pengamanan.
3.     Patroli dilaksanakan dengan jalan kaki menelusuri rute kabel sejauh 7 km/hari, agar situasi kabel dapat diketahui sedini mungkin..

4)       Pengukuran tegangan input maupun output perngkat OLTE

*Pemeliharaan 6-Bulanan :

Pengukuran core yang kosong dilakukan dua kali dalam setahun yang meliputi :
1.     Mendeteksi penigkatan loss kabel (dB/km).
2.     Mendeteksi peningkatan loss pada titk     sambung.
3.     Mendeteksi kerusakan fisik serat optik (lokalisir gangguan).
4.     Pengukuran Optical Output Power OLTE

*Pemeliharaan Tahunan    :
1.     Pengukuran BER (Bit Error Rate) tingkat E-1 atau STM-1 yang Idle.
2.     Alarm test.
3.     Pengukuran Sensitivitas dan Margin Receiver
A.2. Pemeliharaan Rutin Jaringan Kabel Optik :

*Pemeliharaan 2 – Mingguan :
1.     Patroli Jarkab Optik Kabel Udara.
2.     Patroli Jarkab Optik Kabel Tanah.
3.     Patroli Jarkab Optik Kabel Duct.

*Pemeliharaan 6 – Bulanan      :
Pengukuran Core Optik yang Idle meliputi :
1.     Kontinuitas Fiber Optik ( OTDR ).
2.     Redaman total antar terminal ( Laser Source dan Power meter ).

B. Pemeliharaan Dadakan
Pemeliharaan dadakan juga dibagi menjadi dua, yaitu :
1.     Pemeliharaan Dadakan Perangkat SKSO / OLTE.
Pada kondisi operasi normal (tidak terjadi ganguan sistem). Pada waktu terjadi gangguan pada sistem maupun perangkat, untuk mengatasi hal ini maka modul yang mengalami alarm segera diganti.
1.     Pemeliharaan Dadakan Jaringan Kabel Optik.
Pemeliharaan dadakan pada kabel serat optik terjadi apabila kabel serat optik yang digunakan sebagai media transmisi terputus. Putusnya kabel serat optik ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu terkena senapan angin, gesekan benang layang-layang, proyek pemerintah, dan kegiatan masyarakat.

Konfigurasi jaringan fiber optik 




kali ini saya akan menjabarkan sedikit konfigurasi kabel fiber optik mulai dari hulu ( perangkat OLT ) sampai ke hilir ( ODP ) beserta besaran redaman ( dalam satuan dB)

Kalau kita perhatikan konfigurasi fiber optik pada pt telekomunikasiindonesia bisa kita lihat adalah sebagai berikut :

OLT >>EA>>OA>>ODC>>ODP>>PELANGGAN

OLT adalan singkatan dari Optical Line Terminal,adalah suatu perangkat yang mengusung teknologi GPON, Di Indonesia bisa temui dengan berbagai merk di antaranya Alcatel lucent ( ALU ) , ZTE dan satu lagi FiberHome.



 Apabila perangkat ini aktif maka pada output SFP, apabila di ukur menggunakan OPM akan terukur sekitar +4 dB.


Salah satu jenis OLT, dengan merk FiberHome

Dari output OLT akan di Jumper ke FTM ( Fiber Termination Management ) menggunakan kabel bundle fiber.
kabel bundle ini salah satu jenis kabel patchcord yang di gabung menjadi 1 batang kabel yang lentur. Kabel ini ada yang berisi 6 core dan 12 core dan juga bisa lebih .tergantung pabrikan.

kabel bundle di perangkat OLT aktif




FTM biasanya menggunakan dua rack yang berbeda satu sebagai O-Akses dan satu lagi sebagai E-Akses.

Baca juga : kode warna kabel fiber optik lengkap


Baik rack O-A dan E-A berisi beberapa panel OTB yang di susun berdasarkan urutan dari bawah

Salah satu isi dari rack O-A maupun E-A


Jembatan penghubung antara O-Akses dan E-Akses biasanya menggunakan kabel Patch core. dengan panjang menyesuaikan jarak antar port.
 O-Akses sebagai pintu jaringan menuju ODC ( Optical Distribution Cabinet ) dan E-Akses yang menuju ke Port OLT.

Pada O-Akses apabila terukur tidak akan jauh berbeda dengan ukuran di port OLT, Jadi sekitar +3-4 dB ,dan apabila di temui perbedaan yang signifikan, yang patut di curigai antara lain
 : kabel jumper, dalam hal ini adalah patchcord, adapter di OTB E-A maupun di O-A.

Setelah melewati Rack O-Akses, jalur kabel optik akan menuju ODC, Jalur ini dinamakan jalur FEEDER , Kabel yang di gunakan biasanya kabel Konvensional, baik itu kabel udara maupun kabel tanam langsung .tergantung situasi di sekitar.
Di dalam ODC, kita akan melihat adanya terminal ( yang sering kita sebut dengan basetry) yang mempunyai port berjumlah 12 yang mewakili jumlah core kabel. ODC itu biasanya di bagi menjadi 2 bagian. yang bagian atas di tempati kabel FEEDER, yang bagian bawah untuk Distribusi.

Bagian dalam dari ODC
Apabila di lakukan pengukuran, pada jalur FEEDER biasanya akan terjadi banyak sekali peningkatan redaman. ini sering terjadi akibat beberapa faktor, di antaranya adanya penyambungan yang tidak sempurna pada titik ujung pigtail, maupun di antara jalur ODC dan O-A.




Biasanya pengukuran di jalur FEEDER mendapatkan nilai antara +2 sampai dengan -1

Hasil pengukuran di sisi FEEDER
Setelah dari kabel Feeder , di dalam ODC akan ada penambahan PLC passive splitter 1/4. maksudnya dalam 1 core kabel optik akan di gandakan menjadi 4 core optik.
PLC Passive splitter 1/4 sendiri sendiri setidaknya menyumbang 6 sampai 7 dB, Dan itu juga di lampirkan dalam setiap kemasannya.


Foto di atas adalah bentuk salah satu PLC Passive splitter yang sering di gunakan.

Laporan pabrikan tentang PLC Passive splitter 1/4
Jadi apabila kita mengukur lagi redaman dari output PLC tersebut tinggal jumlahkan saja antara angka output Feeder + 6 dB, Itulah hasil aktualnya

Salah satu hasil out PLC 1/4 di sebuah ODC

Output dari PLC 1/4 langsung di hubungkan lagi ke terminal Distribusi. terminal ini di buat menggunakan material plastik berwarna biru atau hijau.
Di lapangan, terminal ini di beri nama basetry. basetry hijau biasanya dimensinya kecil dan yang warna biru lebih besar.

basetry biru, ruangan untuk lalulintas kabel cukup lega

Basetry hijau, minimalis untuk yang praktis
di dalam basetry adalah tempat berkumpulnya antara pigtail dan kabel distribusi yang sering kita lihat semrawut di sepanjang jalurnya he...he...he...

semrawut


Setelah melewati basetry di atas, saatnya kabel distribusi melalang buana, menelusuri jalan raya, sampai gang gang sempit. sampai akhirnya berujung pada panel ODP ( Optical Distribution Panel/ Point ).
ODP ini bentuknya bermacam macam tergantung lokasi pemasangannya. adayang model Boom, Closure atau juga wall.





Didalam ODP terdapat PLC 1/8 sebagai pembagi sinyal menjadi 8 saluran.
PLC 1/8 itu sendiri sebagai penyumbang redaman terbesar di dalam jalur distribusinya.
untuk PLC 1/8 menyumbang 10 sampai 11 dB.

Jadi apabila di output PLC 1/4 sudah -4 dB, maka minimal perolehan hasil ukur adalah -14 db dan bisa lebih, karena banyak faktor yang menyumbang.
entah itu dari adapter yang kurang bagus,adanya penyambungan yang kurang baik diantara ODC sampai ODP, atau bisa juga karena kabel distribusinya yang sudah menurun performanya.

hasil ukur di salah satu ODP model Aerial Closure
dan setelah melewati ODP ini , barulah di salurkan ke rumah rumah pelanggan dengan menggunakan kabel drop core. kabel drop core secara fisik seperti bentuk drop wire waktu di jaman tembaga, tetapi drop core bentuknya pipih.
Drop core sendiri biasanya berisi 1 core atau 2 core. karena yang di pakai biasanya cuman 1 core.
drop core pabrikan tidak menyumbang redaman yang tinggi mungkain hanya -0,0sekian.
berbeda dengan drop core yang disambung manual. apalagi yang menggunakn konektor Fast Connector, konektor model ini, bisa menyumbang 1 digit point redaman.tergantung teknisi yang mengerjakannya.
dan ujung dari drop core langsung menuju Modem di pelanggan.
merk modem biasanya sama dengan merk OLT Yang di gunakan.

salah satu modem Indihome

kalo OLT nya kebetulan ZTE makan modem yang di pakai juga ZTE.
Tidak bisa di campur, OLT ZTE modem menggunakan Alcatel Lucent.
Cara Menyambung Kabel Fiber Optik

-langkah penyambungan serat optik:
  1. Siapkan bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk penyambungan seperti: Serat optik, Sleve Protection, Fiber Striper, Fiber Cleaver, Tisue, Alkohol 90%, Sarung Tangan karet, dan lain sebagainya.
  2. Masukan Sleve Protection ke salah satu ujung serat yang akan disambungkan. Dimana fungsi Sleve Protection sendiri adalah sebagai lapisan penguat di titik penyambungan dan juga berperan sebagai lapisan coating pengganti.
  3. Kupas bagian coating pada kedua ujung serat menggunakan Fiber Striper, Biasanya Fiber Striper memiliki 3 lubang pengupasan karena coating pada serat optik memiliki banyak lapisan.
  4. Bersihkan kedua ujung serat yg telah dikupas bagian coatingnya menggunakan tissue dan alkohol 90%
  5. Potong kedua ujung serat menggunakan Fiber Cleaver, dimana fungsinya sendiri adalah meratakan bagian ujung dari fiber sehingga redaman yg dihasilkan kecil, menggunakan mata pisau khusus biasanya berbentuk bulat dengan mata pisau yg sangat tacam sehingga ujung dari fiber terpotong rata.
  6. Setelah melakukan langkah-langkah diatas maka dimulai proses penyambungan mengguanakan Fusion Splicer. Cara meletakan kedua ujung fiber yg akan disambungkan haruslah mendekati ujung batang dioda dan juga tidak boleh melebihi ujung dari batang dioda. Cek posisi kedua ujung kabel pada layar lcd pada Fusion Splicer. Jika posisi kedia ujung telah sesua maka dapat dilakukan penyambungan.
  7. Pada alat Fusion Splicer biasanya telah tersedia slot untuk peleburan sleve Protector, setelah penyambungan selesai maka leburkan Sleve Protector pada titik penyambungan sehingga terlindung dari kotoran maupun putus dadakan.
3. Penggunaan Fusion Splicer

     Fusion Splicer digunakan untuk menyambungkan antar ujung dari fiber optik, dengan latar belakang ketika kabel optik yang di estimasikan ke suatu tujuan dimana untuk sampai ke tujuan tersebut membutuhkan kabel optik yg relatif panjang sehingga membutuhkan penyambungan.
Gambar Fusion Splicer
     Fusion Splicer adalah Alat Penyambungan serat optik dengan memanfaatkan panas untuk meleburkan kedua ujung kabel optik secara bersamaan dengan waktu yg sangat singkat. Menggunakan sistem komputer yang canggih dimana kedua ujung serat optik akan di atur secara otomatis angel kedua ujung seret sehingga sejajar, kemudian batang elektroda akan meleburkan kedua ujung serat secara bersamaan dengan waktu yang sangat singkat sehingga kedua ujung dapat tersambungkan. Redaman yang dihasilkan dari alat ini berkisar di bawah 0.03 db tergantung dari baik buruknya pengupasan dan pemotongan kabel optik.